Serangga Langka dan Wisata Edukasi

Perlu Database Keanakaragaman Hayati di Natuna
Natuna rupanya memiliki potensi kekayaan hayati flora dan fauna yang cukup beragam. Secara umum, potensi tersebut terdapat di sebagian besar wilayah hutan, bahkan hingga pekarangan masyarakat yang ada di 12 kecamatan di kabupaten ini.
Kepala Sub Bidang Konservasi dan Tata Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Natuna, Hazriani menyebutkan, bahwa diantara kekayaan flora tersebut juga memiliki khasiat obat yang cukup baik. “Diperkirakan 285 jenis tumbuhan berkhasiat obat. Sementara untuk fauna ada 101 jenis burung dimana 16 jenis burung migran dari bumi belahan utara,” kata Ani, Selasa (22/4/2014).
Data ini dijelaskannya berasal dari hasil identifikasi keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh Sub Bidang Konservasi dan Tata Lingkungan BLH, dengan Pusat Penelitian Biologi LIPI tahun 2012 lalu.
“Jika dioptimalkan penelitian satwa ini, maka kita akan bisa membangun sebuah wisata edukasi. Seperti diketahui untuk satwa ada 101 jenis burung, 34 jenis mamalia, 29 jenis katak, 58 jenis reptil, 7 jenis tawon, 56 jenis kupu-kupu, 29 jenis capung dan 34 jenis ikan air tawar,” paparnya.
Data yang dimiliki ini dikatakannya merupakan langkah awal dalam perencanaan konservasi keanekaragaman hayati yang nantinya akan ditetapkan menjadi kebijakan dan pelaksanaan konservasi hingga pemanfaatan berkelanjutan. Selain itu juga bisa dipetakan kerusakan keanekragaman hayati dan cara pengendaliannya. Hal ini bermanfaat, untuk dikembangkan menjadi sistem informasi dan pengelolaan database keanekragaman hayati.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa tekanan terhadap keanekaragaman hayati dapat menimbulkan gangguan terhadap keberadaan jenis tumbuhan dan satwa yang kita miliki. Langkah selanjutnya adalah upaya konservasi terhadap hal ini dibarengi dengan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya upaya konservasi,” jelas Ani lagi.
Selain itu dalam upaya mendukung konservasi, apreasiasi berupa penghargaan  dan insentif kepada masyarakat penggiat konservasi ini menurutnya perlu diusulkan kepada pemerintah.
Masyarakat dikatakannya dapat berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati semisal memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah hingga tidak membunuh burung-burung-burung dan hewan yang masuk kategori langka. “Yang jelas upaya sederhana adalah minimal tidak membuang limbah sembarangan terutama limbah pabrik, limbah rumah tangga dan limbah pestisida hasil pertanian mungkin, karena dapat membahayakan kehidupan flora,” terangnya.

Leave a comment